Skip to main content

Flashback 1 Dekade


http://rosstraining.com/images/dedication.jpg

Bismillah

“Bukanlah lingkungan yang membentuk Anda, namun cara Anda bereaksi pada lingkungan yang membentuk Anda.” – Anne Ortlund

Tak terasa sudah hampir 10 Tahun (2008-2017) saya menjalani profesi sebagai pegawai Direktorat Jenderal Pajak, sebuah institusi yang amat krusial sebagai tulang punggung keuangan negara (lebih dari 75% APBN dipungut dari pajak).

Saya berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah. Sebuah kota di sebelah barat Provinsi Jawa Tengah. Anak dari kedua orang tua yang berprofesi sebagai PNS, Ayah seorang Guru SMP dan Ibu PNS Pemkab Purbalingga.

Saya sebelumnya bersekolah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program Diploma I Spesialisasi Administrasi Perpajakan. Dimana tempat kuliahnya di Balai Diklat Keuangan III Yogyakarta di Kalasan, Sleman.

Setelah kuliah, saya magang di KPP Pratama Wonosari, berlokasi di Jl. Ringroad Utara, Yogyakarta. Saya magang di Sub Bagian Umum dan Seksi Pelayanan.

Setelah kurang lebih 1 Tahun menjalani proses magang di KPP Pratama Wonosari, akhirnya keluar SK Penempatan Definitf. Saya diberikan amanah untuk mengabdi di KPP Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Palangka Raya, ibukota Provinsi Kalimantan Tengah sebuah kota yang rapih karena sebelumnya kota ini telah dirancang sebagai pengganti Ibukota Negara oleh Presiden Soekarno.

Di kota ini saya hanya mengalami 5 bulan saja pengabdian, karena modernisasi DJP telah bergulir dan itu membuat kami para anak baru ikut dimutasi ulang. Saya mendapatkan tempat baru yakni di KPP Pratama Pangkalan Bun

Pangkalan Bun adalah kota di sebelah ujung barat Kalimantan Tengah, kota ini adalah Ibukota Kabupaten Kotawaringi Barat dan merupakan letak pusat Kesultanan Kotawaringin sebuah kerajaan yang melebur dalam NKRI, mirip seperti Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Pontianak.

Di kota ini saya lebih mudah untuk pulang, karena ada transport ke Semarang-Pangkalan Bun PP, kadang ketika ada bonus dari instansi saya gunakan untuk membeli tiket pulang. Kota ini merupakan penempatan terlama saya (hampir 8 tahun), dan di kota ini saya merasakan banyak suka duka serta pengalaman.

Di KPP Pratama Pangkalan Bun saya pernah ditempatkan sebagai OC di Seksi PDI, Seksi Pelayanan, Petugas TPT, Juru Sita dan akhirnya sebagai PBJ di Sub Bagian Umum dan KI. Sebagai PBJ adalah jabatan sesuai keinginan saya, jabatan ini saya emban kurang lebih 2 Tahun. Banyak perubahan pada KPP Pratama Pangkalan Bun yang telah saya lakukan, antara lain yang paling signifikan adalah Gedung Arsip KPP Pratama Pangkalan Bun yang berlokasi di Jl. Sutan Syahrir. Gedung ini sebelumnya adalah Gudang Rusak Berat yang telah lama tidak dipakai. Sebetulnya saya masih memiliki PR yakni mendirikan Rumah Dinas dan Rusun Pegawai di belakang KPP, namun sebelum hal itu terwujud, saya kembali terkena gelombang mutasi pegawai.

Mutasi ini adalah mutasi yang tak diduga dan tak diinginkan, karena saya tidak meminta dan tak diusulkan pula oleh kantor kami, berbeda dengan mutasi sebelum-sebelumnya yang diusulkan oleh kantor. Mutasi ini membawa saya kembali ke posisi 0 yakni kembali ke KPP Pratama Palangka Raya.

Namun oleh KPP Pratama Palangka Raya saya mendapatkan penempatan di KP2KP, yakni di KP2KP Kuala Kapuas. Kuala Kapuas, sebuah kota di ujung tenggara Kalimantan Tengah merupakan Ibukota Kabupaten Kapuas. Kota ini lebih dekat dengan Ibukota Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Hanya kurang lebih 1 jam perjalanan darat dari Kuala Kapuas.

Di kota ini pula saya membawa istri dan anak setelah kurang lebih 2 tahun lamanya mereka saya tinggal di Purbalingga. Dan hingga hari ini saya tetap menghitung hari, merajut asa, beharap suatu saat saya dapat mutasi ke kampung halaman saya di Purbalingga.

Comments

Popular posts from this blog

Habis Linus,,, terbitlah Trigana dan Riau Air,,,

Pangkalan Bun 25 Mei 2009 Dear Blogger, Pangkalan Bun adalah kota yang menurutku cukup potensial dan dibilang paling maju di belahan Kalteng bagian Barat, sehingga banyak pendatang-pendatang baru yang mengadu nasib disini,,,, Transportasi yang digunakan di Pangkalan Bun adalah Darat, yakni Jalur Trans Kalimantan (P.Raya-Sampit-P.Bun), Laut (P.Bun-Semarang, P.Bun-Surabaya), dan Udara (P.Bun-Jakarta, P.Bun-Semarang dsb) Darat dilayani oleh Travel dan 2 Agen Bis yang menjadi mayoritas yakni Yessoe dan Logos,,, dari P. Bun ke Palangka Raya membutuhkan waktu sekitar 10 jam perjalanan, dengan perkiraan 5 jam ke Sampit,,, Untuk Laut, banyak agen kapal Pelni yang melayani pelayaran, yakni dari Pelabuhan Panglima Utar Kumai (Pangkalan Bun) ke Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang) dan Tanjung Perak (Surabaya) Di Pangkalan Bun sendiri untuk udara dilayani oleh 2 Maskapai yakni IAT (Indonesia Air Transport) dan Linus Airways,,, aku sendiri lebih senang menggunakan Linus, dikarenakan kursi yang disedia

Busyet gw di Palangkaraya

Ga pernah gw byngin, gw terlempar ke luar jawa. Weleh, resiko pkerjaan. N tempat yg gw datengin adalah Palangkaraya... Mana tuw? Palangkaraya tuw ibukota propinsi Kalimantan Tengah. Satu2nya ibukota di kalimantan yg jauh dari laut. So... Ni kota tuw berada di tengah2 hutan! Well, meski gt, tertolong jg dgn adanya bandara. Stdaknya dikalimantan transportasi yg enak ya pke psawat. Bnyk kota di kalimantan yg punya bandara. So... Skrng kuw tinggal ditempat ini untk waktu yg ga ditentuin.

Tanjung, Kota Bersinar di Ujung Utara Kalsel

Kota Tanjung merupakan Ibukota Kabupaten Tabalong, sebuah kabupaten di ujung utara Provinsi Kalimantan Selatan berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kota ini merupakan penghasil Batubara, Minyak Bumi dan Gas di Kalimantan Selatan, sebut saja PT. ADARO yang merupakan perusahaan pertambangan batubara di Indonesia serta PT. PERTAMINA. Apabila berkunjung ke kota ini, jangan heran melihat banyak kendaraan tambang dan mobil perusahaan dengan ciri khas label kuning bertuliskan singkatan nama perusahaan lalu lalang di jalan.   Tugu Tanjung Putri (Tugu Obor) Saat anda memasuki Kota Tanjung dari arah Banjarmasin atau dari arah Kalimantan Timur, anda akan disambut dengan Tugu Obor kebanggaan orang tanjung. Di pucuk tugu ini, menyala obor yang tak pernah padam sekalipun terkena hujan. Api tersebut selalu hidup walau hujan badai karena berasal dari gas alam yang disalurkan dari explorasi minyak Pertamina. Nama asli dari Tugu ini adalah Monumen Ta