Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Tanjung, Kota Bersinar di Ujung Utara Kalsel

Kota Tanjung merupakan Ibukota Kabupaten Tabalong, sebuah kabupaten di ujung utara Provinsi Kalimantan Selatan berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kota ini merupakan penghasil Batubara, Minyak Bumi dan Gas di Kalimantan Selatan, sebut saja PT. ADARO yang merupakan perusahaan pertambangan batubara di Indonesia serta PT. PERTAMINA. Apabila berkunjung ke kota ini, jangan heran melihat banyak kendaraan tambang dan mobil perusahaan dengan ciri khas label kuning bertuliskan singkatan nama perusahaan lalu lalang di jalan.   Tugu Tanjung Putri (Tugu Obor) Saat anda memasuki Kota Tanjung dari arah Banjarmasin atau dari arah Kalimantan Timur, anda akan disambut dengan Tugu Obor kebanggaan orang tanjung. Di pucuk tugu ini, menyala obor yang tak pernah padam sekalipun terkena hujan. Api tersebut selalu hidup walau hujan badai karena berasal dari gas alam yang disalurkan dari explorasi minyak Pertamina. Nama asli dari Tugu ini adalah Monumen Ta

Flashback 1 Dekade

Bismillah “Bukanlah lingkungan yang membentuk Anda, namun cara Anda bereaksi pada lingkungan yang membentuk Anda.” – Anne Ortlund Tak terasa sudah hampir 10 Tahun (2008-2017) saya menjalani profesi sebagai pegawai Direktorat Jenderal Pajak, sebuah institusi yang amat krusial sebagai tulang punggung keuangan negara (lebih dari 75% APBN dipungut dari pajak). Saya berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah. Sebuah kota di sebelah barat Provinsi Jawa Tengah. Anak dari kedua orang tua yang berprofesi sebagai PNS, Ayah seorang Guru SMP dan Ibu PNS Pemkab Purbalingga. Saya sebelumnya bersekolah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program Diploma I Spesialisasi Administrasi Perpajakan. Dimana tempat kuliahnya di Balai Diklat Keuangan III Yogyakarta di Kalasan, Sleman. Setelah kuliah, saya magang di KPP Pratama Wonosari, berlokasi di Jl. Ringroad Utara, Yogyakarta. Saya magang di Sub Bagian Umum dan Seksi Pelayanan. Setelah kurang lebih 1 Tahun menjalani proses magang di K

Pangkalan Bun, Kota Manis di Ujung Barat Kalimantan Tengah

Pangkalan Bun, Ibukota Kotawaringin Barat Setelah 8 tahun saya mengabdi di KPP Pratama Pangkalan Bun, tidak afdal rasanya kalau saya tidak menceritakan sedikit mengenai sejarah Kotawaringin Barat. Menyusuri jejak-jejak sejarah Kerajaan Kotawaringin, terlebih dahulu harus mengetahui Kerajaan Banjar. Karena keturunan Raja Banjarlah yang mula pertama membangun Kerajaan Kotawaringin. Dengan kata lain bahwa Daerah Kerajaan Kotawaringin adalah di bawah kekuasaan Banjar pada mulanya. Sultan Musta’inubillah Raja Kerajaan Banjar berputera empat orang dan seorang putri masing-masing bernama: Pangeran Adipati Tuha, Dialah yang menjadi Raja di Kerajaan Banjar bergelar Sultan Inayatullah. Pangeran Adipati Anom Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional) Pangeran Adipati Antakusuma Putri Ratu Ayu Karena masing-masing putra mahkota berminat untuk menjadi sultan memegang tampuk pimpinan kerajaan, membuat sang ayah harus berpikir bijaksana. Putra mahkota yang b

Kuala Kapuas, Kota Air di Ujung Tenggara Kalimantan Tengah

Tanggal 28 November yang lalu, Setelah 8 Tahun berkerja di KPP Pratama Pangkalan Bun akhirnya saya dipindahkan di unit kerja KP2KP Kuala Kapuas dibawah naungan KPP Pratama Palangka Raya. Kuala Kapuas, sebuah kota kecil sebagai kota satelit bagi Banjarmasin karena lokasinya yang hanya ditempuh kurang lebih 1 jam dari Banjarmasin. Kota ini meskipun masuk ke wilayah Provinsi Kalimantan Tengah namun secara geografis, lebih dekat ke Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan dibanding ke Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Penduduk asli di Kabupaten Kapuas adalah suku bangsa  Dayak Ngaju , yang terdiri dari dua suku, yaitu uluh Kapuas – Kahayan yang mendiami sepanjang tepian sungai Kapuas - Kahayan bagian hilir dan tengah, dan uluh  Ots Danum  yang mendiami sepanjang tepian sungai Kapuas - Kahayan bagian hulu. Penyebaran penduduk di sepanjang tepian sungai tersebut, tidak dapat diperkirakan ruang dan waktunya secara tepat, karena tidak adanya peninggalan yang jelas maupun

Ravannisa Zafirania Radya

Purbalingga, 17 Maret 2015 Ravannisa Zafirania Radya (Semoga menjadi Wanita Sholehah laksana Cahaya, Cantik seperti Batu Safir, serta diberikan kesejahteraan dalam hidup) Saat itu matahari sedang terik-teriknya, posisi saya di Pangkalan Bun sedangkan istri di Purbalingga, usia kehamilan istri sudah 9 bulan dan tiket pesawat telah di tangan untuk keberangkatan H-3 HPL. Tidak ada firasat pada hari itu istri akan melahirkan, karena pagi Ia hanya menyampaikan kabar baik-baik saja, namun saat akan istirahat siag tiba-tiba ia mengirim whatsapp yang isinya mengabarkan telah pembukaan 1, sontak kaget dan sesegera mungkin mencari jalan untuk mudik ke jawa, namun apa daya tiket penerbangan untuk hari ini habis, tinggal penerbangan ke Pontianak sore ini dan apesnya dikabari kalau Bandara A. Yani Semarang besok dipakai untuk latihan AAU sehingga penerbangan diundur hingga siang hari. Ingat bahwa adik saya berkerja di Pontianak, maka saya segera memesan tiket pesawat tujua